Sabtu, 06 Agustus 2011

Psikologi Pendidikan

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
(PENGARUH PSIKOLOGI TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN JURUSUAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB)






Disajikan Pada Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Bahasa Arab Sebagai Tugas Akhir


Disusun Oleh :
Amran Marhamid
09260003

Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Enok Rohayati

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2011


PENDAHULUAN

Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwasannya Psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata)dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga
Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Terlepas dari pernyataan tersebut, Psikologi adalah ilmu yang tergolong muda (sekitar akhir 1800an.) Tetapi, manusia di sepanjang sejarah telah memperhatikan masalah psikologi. Seperti filsuf yunani terutama Plato dan Aristoteles. Setelah itu St. Augustine (354-430) dianggap tokoh besar dalam psikologi modern karena perhatiannya pada intropeksi dan keingintahuannya tentang fenomena psikologi. Descartes (1596-1650) mengajukan teori bahwa hewan adalah mesin yang dapat dipelajari sebagaimana mesin lainnya. Ia juga memperkenalkan konsep kerja refleks. Banyak ahli filsafat terkenal lain dalam abad tujuh belas dan delapan belas—Leibnits, Hobbes, Locke, Kant, dan Hume—memberikan sumbangan dalam bidang psikologi. Pada waktu itu psikologi masih berbentuk wacana belum menjadi ilmu pengetahuan.
Selain dari itu psikologi juga memasuki semua lini ilmu pengetahuan yang mempermudah dalam dalam memecahkan problematika yang berhubungan dengan kejiwaan, motivsasi dan lain sebagainya termasuk diantara lini ilmu pengetahuan tersebut adalah Bahasa Arab. Ketika kita berbicara mengenai motivasi dan disiplin baik dari seorang Dosen maupun mahaMahasiswa (peserta didik) yang sejatinya pelaku dunia pendidikan, maka menurut penulis, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka Mahasiswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai Mahasiswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama.
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi Mahasiswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi tetapi juga dipengaruhi oleh disiplin. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71).
Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi Mahasiswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para Mahasiswa


Pandangan masyarakat dewasa ini menganggap jika bahasa arab itu adalah cabang ilmu bahasa yang sangat sulit dipahami dan dimengerti. Disini saya menarik sebuah kesimpulan jika bukan ilmu itu yang sulit akan tetapi yang harus menjadi titik pusat sebagai jawaban atas paradigma masyarakat adalalah pola pengajaran yang pastinya berhubungan langsung dengan metode dan tehnik pengajaran, factor ekstern dan intern dan hal ini nampaknya terjadi pada proses pembelajaran terkhusus di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab yang menjadi wilayah penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Yang lebih penting lagi dalam hal ini adalah kecintaan dan kemauan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran baik dalam scope informal, formal dan non formal .
Dari pola fikir diatas penulis akan membahas lebih lanjut mengenai baik itu Keunggulan maupui problematika yang terjadi pada proses pembelajaran Bahasa Arab di Jurusan Pendididkan Bahasa Arab. Dengan harpaan semoga dapat menjadi renungan dan solusi kedepan demi terciptanya bi’ah yang kondusif dan termassif nya proses pembelajaran tersebut. Amien


















PEMBAHASAN

A. Metode Dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab
1. Problematika Pengajaran Bahasa Arab
Sudah bertahun-tahun kita mengelauhkan pengajaran bahasa Arab menyangkut keberhasilannya yang masih jauh dari harapan. Paling tidak ada dua problem yang sedang dan akan terus kita hadapi yaitu:
1. Problem kebahasaan yang sering disebut problem linguistic
2. Problem non kebahasaan atau problem non linguistic
Pengetahuan Dosen tentang kedua problem itu penting agar Dosen dapat meminimalisasi problem tersebut dan dapat mencari solusi yang tepat untuk mengatasinya. Sehingga apa yang diharapkan dari pengajaran bahasa Arab dalam batas-batas minimal dapat tercapai dengan baik.
Problem kebahasaan antara lain meliputi:
1. Problem Aswat Arabiyah
2. Problem qowaid dan i,rab
3. Problem Tarokib
Adapun problem non kebahasaan antara lain meliputi:
1. Motivasi dan minat belajar
2. Sarana belajar
3. Kompetensi Dosen baik akademik maupun paedagogik, kepribadian dan social.
4. Metode pembelajaran yang digunakan
5. Waktu yang tersedia
Dari kedua problem di atas nampaknya yang paling dominant mempengaruhi berhasil tidaknya pembelajaran bahasa Arab adalah problem-problem non kebahasaan yang salah satunya adalah metode.
2. Kata Kunci Yang Terkait Dengan Pembelajaran Bahasa Asing:
Adapun solusi yang dapat penulis paparkan dalam mengatasi problematika tersebut dengan tiga kata kunci yang perlu dipahami dengan baik dalam kaitan dengan pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing yaitu:
a. Pendekatan ( Al Madhol)
b. Metode (Al Thariqoh)
c. Teknik ( Al Tekniik)
Konsep ini yang ditawarkan oleh Edward Anthony. Sedangkan menurut Richards juga ada tiga tetapi, dengan menggunakan istilah lain yaitu:


1. Pendekatan
2. Disain yang meliputi silaby, pemilihan materi, perumusan tujuan, dan penyediaan sarana belajar.
3. Prosedur.
Metode pembelajaran bahasa nampaknya sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau al madhol apa yang mendasari seseorang terhadap persepsinya tentang bahasa: Banyak sekali asumsi tentang bahasa misalnya : Bahasa adalah kebiasaan (al- ‘adah) dan kebiasaan membutuhkan pengulangan dan pembiasaan. Asumsi lain mengatakan bahwa bahasa adalah hebit (al-malakah) sedang tulisan hanyalah symbol. Yang lain mengatakan bahasa adalah apa yang diucapkan dan bukan apa yang seharusnya diucapkan. Masih banyak lagi asumsi-asumsi lain menyangkut bahasa yang dari asumsi itu melahirkan cara baik cara belajar maupun cara mengajar. Dari sini para pakar mengatakan bahwa pendekatan adalah sejumlah asumsi tentang bahasa. Dengan ungkapan yang sederhana dapat dikatakan bahwa bila asumsi oarng tentang bahasa adalah lisan maka ia akan mengajarkan bagaimana keterampilan berbahasa harus dicapai dan materi apa yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Sebaliknya bila asumsi orang tentang bahasa adalah yang tertulis atau tulisan, maka yang akan diajarkan adalah bagaimana memahami yang ditulis.
Saat Dosen mengajar di kelas baik pendekatan, maupun metode tidak akan nampak, karena keduanya menyatu di dalam seni mengajar atau teknik mengajar. Walaupun demikian Dosen bahasa harus berbekal dengan kompetensi akademik yang di dalamnya adalah penguasaan metode, penguasaan materi, dan pemahaman tentang berbagai pendekatan.

3. Teori Yang Mendasari Metode
Ada kategorisasi tentang metode yaitu: metode tradisional seperti metode qowaid dan terjemah, dan kedua metode modern. Kategorisasi ini didasarkan pada ada tidaknya teori yang mendasari metode . Ada dua kerangka teori yang mendasari sebuah metode sehingga ia disebut modern yaitu:
1. Teori Linguistik yakni teori tentang bahasa itu sendiri.
2. Teori Psikologi Pembelajaran Bahasa.
Kedua landasan teori itulah yang digunakan untuk mengembangkan metode pembelajaran bahasa.
Teori psikologi pembelajaran bahasa menegaskan bahwa orang belajar bahasa harus dengan stimulus-respon. Ini artinya belajar bahasa menuntuk keaktipan pembelajar. Namun, apa yang disebut stimulus tidak harus datang dari pihak luar atau dari orang lain, melainkan bisa diciptakan oleh pembelajar sendiri sebagai maan yang termaktub didalam berbagai macam aliran dalam ilmu pendidikan (Behaviorosme dan kognitif). Sebagai Teori psikologi pembelajaran bahasa ada beberapa aliran atau madzhab antara lain:
Menurut Chomsky yang mungkin menjadi bahan referensi dalam melihat kemampuan seseorang tentang tatabahasa baru brada pada kompetensi linguistic belum pada kemahiran berbahasa. Memang kemampuan seseorang dalam berbahasa pun dapat dibedakan menjadi :
1. Kemapuan berbahasa sekedar dapat dipahami “ Al-lughoh al-mufahhamah”
2. Kemampuan berbahasa fasih” Al-lughoh al-fasihah”
3. Kemapuan berbahasa indah Al-lughoh al balighoh”

4. Bagaimana Mengajarkan Struktur Yang Baik
Pertu diingat bahwa qowaid termasuk di dalamnya tentang strukur atau tarakiib bukan lah tujuan, melainkan sebagai sarana untuk mencapai tujuan “ Al-qowaid laisat ghayah wa innama hiya wasilah li al-wusul ila al-ghayah”. Karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan bahwa” Dalam mengajarkan struktur di bawah payung all in one sitem pengajaran struktur diajarkan secara implicit karena tujuannya adalah untuk mendukung kemahiran berbahasa. Maka yang perlu dipahami adalah misalnya srtuktur ismiyah itu mulai dari mana? Dan hingga batas mana kemampuan yang ingin dicapai?

Memang secara teori struktur dapat diajarkan melalui pendekatan dedutif yaitu mulai dari kaedah baru kemudian memberi contoh-contoh. Tapi contoh-contoh inilah yang nantinya dilatihkan. Karena itu contoh yang ditampilkan harus bahasa yang komunikatif. Pendekatan yang lain adalah pendekatan induktif yang dimulai dengan contoh-conth baru pembelajar diminta untuk memberi kesimpulan kaedahnya.
Dari penjelasan penulis dapat menari sebuah analisis : Penyelesaian Problem pembelajaran bahasa Arab khususnya dan bahasa asing umumnya belum mencapai tingkat keberhasilan yang memadai. Banyak faktor yang menyebabkannya, salah satunya adalah persoalan metode pembelajaran yang digunakan. Walaupun demikian metode hanyalah salah satu dari banyak faktor dan metode pada saat digunakan terkait dengan faktor-faktor lain, seperti sarana belajar, lingkungan belajar, motivasi , kompetensi Dosen dan profesionalismenya.
Maka untuk membenahi itu semua hal yang harus dilakukan adalah pembenahan terhadap kompetensi dan profesionalisme Dosen mulai dari jengjang pendidikan paling rendah hingga tingkat tinggi. Di samping itu paradigma pembelajaran bahasa Arab harus diubah dari sekedar sebagai alat spiritualisasi menjadi alat saintifikasi dan perubahan ini harus didukung dengan politik pemerintah baik Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim maupun pemerintah Negara-negara Arab yang mestinya memiliki semangat kuat untuk mengembangkan masyarakat muslim berbahasa Arab melalui pemberian bea Mahasiswa besar-besaran untuk study lanjut dan bahkan peluang bekerja di Negara-negara Timur Tengah dengan syarat memiliki kompetensi berbahasa Arab secara baik lisan maupun tulisan.


B. Pengaruh Intern dan Ekstern Yang Mempengruhi Prestasi Belajar
a. Faktor Intern
Adapaun pada pembahasan ini adala bebereapa point yang dapat dipaparkan mengenai pengaruh intern dan ekstern yang dihadapai mahaMahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Arab :
1. Fisiolog
Kondisi fisiologi pada umumnya sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang. Orang dalam keadaan segar jasmaninya akan berbeda belajanya dengan orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya di bawah anak- anak yang tidak kekurangan gizi; mereka cepat lelah, mudahmengantuk, dan sukar menerima pelajaran. Aspek fisiologis ini diakuimempengaruhi pengelolaan kelas.

2. Kondisi Psikologis.
Belajar pada hakikatnya adalah proses psiklogis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psiklogis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang, itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik. Faktor-faktor rohaniah peserta didik yang pada umumnya dipandang lebih esensial dan dapat berpengaruh pada proses dan hasilbelajar adalah sebagai berikut:
3. Intelegensi peserta didik.
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi tingkat kecerdasan atau intelegensi (IQ) peserta didik tidak dapat diragukan lagi, sangat menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik. Ini artinya, semakin tinggi kemampuan intelegensi peserta didik maka semakin besar peluangnya meraih sukses
4. Bakat peserta didik
Secara umum, bakat peserta didik (aptitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensial untuk mencapai prestasi sampai ketingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Bakat akan dapat mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu oleh karenanya adalah hal yang tidak bijaksana apabila orang tua memaksa kehendaknya pada anak tanpa mengetahui terlebih dahulu bakat yang dimiliki anaknya, karena hal itu akan mempengaruhi prestasi belajarnya.
5. Minat peserta didik.
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar peserta didik, karena jika seseorang peserta didik yang menaruh minat yang besar terhadap sesuatu pelajaran

maka ia akan lebih memusatkan perhatiannya lebih banyak dari pada peserta didik yang lain. Karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan peserta didik tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya mecapai prestasi yang diinginkan.
6. Motivasi peserta didik.
Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah sering terdapat anak malas, tidak menyenangkan, suka membolos dan sebagainya. Dalam hal demikian berarti Dosen tidak berhasil memberikan motivasi yang tepat agar ia bekerja dengan segenap tenaga dan pikirannya. Oleh karena itu peranan Dosen sangatlah penting untuk menumbuhkan semangat dalam diri peserta didik.Motivasi yang diberiakan oleh Dosen sangat membantu peserta didik untuk lebih semangat dalam belajar, motivasi tersebut dapat diberikan oleh Dosen berupa pujian atau member reward terhadap hasil belajar peserta didik atau bisa juga motivasi tersebut diberikan dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Karena tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau memacu para peserta didik agar timbul keinginan dan kemauannya untuk meningkatkan prestasi belajarnya sehingga tercapai tujuan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
7. Kemampuan-kemampun kognitif.
Setelah ditinjau dari segi riwayat pendididkan mahaMahasiswa Jurusan Pendidikan Bhasa Arab, rata-rata mereka tidak hanya lulusan Pondok Pesantren yang telah memiliki basic pengetahuan bahasa arab melainkan juga sebagian mereka merupakan lulusan Madrasah Aliayah bahkan SMA. Sebagaimana yang kita ketahui Ranah ini merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada peserta didik untuk dikuasai. Karena penguasaan kemampuan pada tingkat ini menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan. Mengingat adalah aktifitas kognitif, dimana orang menyadari bahwa pengetahuannya berasal dari masa lampau atau berdasarkan kesan-kesan yang diperoleh dimasa yang lampau. Perkembangan berfikir anak bergerak dari kegiatan berpikir kongkret menuju berpikir abstrak. Perubahan berpikir ini bergerak sesuai dengan meningkatnya usia anak. Seorang Dosen perlu memahami kemampuan berpikir anak sehingga tidak memaksakan materi pelajaran yang tingkat kesukarannya tidak sesuai dengan usia anak untuk diterima dan dicerna oleh anak.
8. Sikap peserta didik (MahaMahasiswa)
Sikap adalah gejala internal berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif mupaun negatif. Sikap peserta didik yang positif, terutama terhadap Dosen dan mata pelajaran yang Dosen sampaikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar peserta didik tersebut. Sebaliknya, sikap negatif terhadap Dosen dan mata pelajaran yang disampaikan, apa lagi diiringi dengan kebencian kepada Dosen dan mata pelajaran, maka akan dapat menimbulkan kesulitan belajar Mahasiswa tersebut.






b. Faktor Ekstern
Pada bagian ini penulis membagi factor ekstern yang mempengaruhi prestasi belajar Mahasiswa :
1. Faktor keluarga meliputi, Cara orang tua mendidik, Relasi antar anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan. Yang menjadi titik utama permasalahan disini adalah sebagian MahaMahasiswa berasal dari keluarga yang memang bukan berjiwa seorang pendidik apalagi memiliki basic kebahasaan terutama bahasa arab. Sehingga mereka rtidak menemukan bi’ah untuk menstransfer ilmu yang didapati, karena sejatinya bahasa adalah alat dan memerlukan praktik unutk mengejawantakannya. Selain itu dari segi ekonomi, disini nampak ketidakmampuan mahaMahasiswa unutk memeli buku sebagai penunjang bahan referensi.
2. Faktor Sekolah (Prodi) meliputi, Metode mengajar, Kurikulum, Relasi Dosen dengan Mahasiswa , Relasi Mahasiswa dengan Mahasiswa, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Standart pelajaran di atas ukuran, Keadaangedung, Metode belajar, Tugas rumah. Dan yang menjadi pengamatan seirus yang dilakukan penulis disini adalah Motivasi Seorang Dosen Kepada Mahasiswa, wlaaupun sebenarnya lini ini sangat remeh, akan tetapi akan menimbulkan efek yang sangan besar ketika tidak teraplikasikan, karena Pembelajaran itu adalah keharusan dan Motivasi adalah sebuah keniscayaan. Pada penelitianyang dilakukan menarik sebuah kesimpulan jika sebagian dosen di Jurusan Pendidikan Bahasa Arab kurang memeberikan motivasi dan apresiasi kepada Mahasiswa terhadap hasil kinerja mereka. Dan ini terkadang menimbulkan rasa kekecewaan mahasiswa terhadap dosen pengajar
3. Faktor masyarakat mliputi, Kegiatan Mahasiswa dalam masyarakat, Massa media, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat
Dengan menjelaskan prestasi belajar di atas bisa mengetahui tentang bagaimana proses dari belajar mengajar yang merupakan suatu proses mendasardalam pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar yang kurang optimal, hal itu kemungkinan disebabkan Mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor – faktor apa yang menyebabkan Mahasiswa mengalami kesulitan dalam belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar