Sabtu, 01 Mei 2010

ILMU PENDIDIKAN

Nama : Amran Marhamid
Jurusan : Pendidikan Bahasa Arab
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing : Yuniar. M. Pd. I

1. Jelaskan secara rinci nilai teorotis dan praktis pentingnya ilmu pendidikan ?
2. Jelaskan keterkaitan antara pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat ?
3. Bagaimanakah konsep pendidikan islam yang ideal ?

Pembahasan

1. Secara Teoritis
Mengenai pentingnya ilmu pendidikan secara teoritis, hal ini nampak pada tujuan pendidikaan itu sendiri, dimana pendidikan memiliki beberapa tujuan yakni tujuan umum, khusus, tak lengkap, insidentil dan intermedier. Selain itu juga kita dapat melihatnya dari beberapa segi :
1. segi ilmu dan teknologi, hasil ilmu pendidikan adalah konsep-konsep ilmiah tentang aspek-aspek dan dimensi pendidikan sebagai salah satu gejala kehidupan manusia. Konsep ini sangat berguna untuk meningkatkan pemahaman tentang berbagai aspek dan dimensi pendidikan. Dan juga memperluas khazanah pengetahuan tentang tingkah laku manusia sebagai individu dan mahluk sosial. Konsep-konsep ilmiah tentang pendidikan menjadi salah satu dasar yang penting bagi perkembangan teknologi pendidikan. Teknologi pendidikan disini ialah program-program pendidikan yang berisi tentang prosedur dan tehnik kerja yang sistematis untuk mengelolah dan melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan.dan dapat disimpulkan bahwa antara ilmu dan teknologi memiliki satu kesatuan yang saling menguatkan.
2. segi filsafat, kita ketahui bahwa konsep-konsep yang dihasilkan ilmu pendidikan adalah objek material dari filsafat ilmu pendidikan. dimana filsafat ini mendorng berkembangnya kajian-kajian yang intensif dan ekstensif terhadap konsep-konsep ilmu pendidikan yang secara potensial mendorong berkembangnya riset-riset ilmiah yang tertujuh pada penujian-pengujian kebenaran dan kepalsuan konsep-konsep pendidikan dan juga mendorong hakikat manusia idaman atau ideal.
Secara Praktis
Mengenai hal ini kita dapat melihat pentingnya ilmu pendidikan secara prakis dari beberapa segi:
1. segi anak, kita ketahui bahwa anak adalah mahluk yang sedang tumbuh, yang belum dapat berbuat sesuatu untuk kepentingan dirinya, baik untuk bertahan hidup maupun merawat diri, oleh sebab itulah anak memerlukan bantuan tuntunan, dorongan dari orang lain dan khususnya orang tua mereka dengan mendalami membelajaran secara bertahap untuk memperoleh kepandian, keterampilan dan pembentukan sikap.
2. segi orang tua (informal), pendidikan adalah karena dorongan orang tua yakni hati nuraninya yang terdalam secara kodrati, untuk mendidik anaknya. Sehingga menimbulkan rasa tnggung jawab moral terhadap anak, selain itu juga pada hakikatnya anak itu akan mengisap norma-norma dari anggota keluarga dengnan tujuan membimbing anak tersebut kearah yang memeang selayaknya mereka dapatkan, hal ini sesuai dengan aiti pendidikan secara bahasa yakni ”Phais dan Again” (bimbingan yang diberikan kepada anak). Hal ini akan terwujud jika keluarga memeainkan peranannya.
3. lingkungan sekolah dan masyarakat, Dari lingkungan (nonformal), menyemak pengertian pendidikan nyatalah bahwa yang sebenarnya berlaku dalam pergaulan antara orang dewasa dan anak. Pergaulan pendidikan bersifat memberikan pengaruh dan pengaruh itu diberikan dengan landasan tujuan serta dalam keadaan sadar. Selain itu juga lingkungan mengajarkan sikap sosialisasi hidup bahkan pengembangan potensi dari diri seseorang. Dari segi sekolah(formal), segi ini merupakan tempat yang paling memungkinkan untuk meningkatkan pengetahuan, potensi dan paling mudah untuk membinah generasi bangsa.
4. segi praktek pendidikan, konsep-konsep yang dihasilkan dari ilmu pendidikan secara langsung ataupun tidak dapat berguna bagi upaya peningkatankelancaran da keberasilan praktek pendidikan itu sendiri, dan juga menumbuhkan keyakinan diri pendidik dalam melaksanakan tugasnya.

2. Hubungan sangat erat di karenakan keberhasilan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh proses pendidikan di sekolah dan tersedianya sarana dan prasarana saja, tetapi juga ditentukan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah (sekolah), keluarga dan masyarakat. Ini berarti mengisyaratkan bahwa orang tua murid dan masyarakat mempumyai tanggung jawab untuk berpartisipasi, turut memikirkan dan memberikan bantuan dalam penyelenggaraan penyelengaraan pendidikan.
Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya sejauh mana masyarakat dapat diberdayakan dalam proses pendidikan di sekolah adalah indicator terhadap manajemen sekolah yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dalam pendidikan ini merupakan sesuatu yang esensial bagi penyelenggaraan sekolah yang baik . Tingkat partisipasi keluarga dan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah ini nampaknya memberikan pengaruh yang besar bagi kemajuan sekolah, kualitas pelayanan pembelajaran di sekolah yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap kemajuan dan prestasi belajar anak-anak di sekolah.

3. Pada hakekatnya konsep pendidikan Islam sangat ideal, kejelasannya terletak pada internalisasi. internalisasi yang bagaiman. yakni upaya pendidikan Islam harus dilakukan secara berangsur-angsur, berjenjang dan Istiqomah, penanaman nilai/ilmu, pengarahan, pengajaran dan pembimbingan kepada anak didik dilakukan secara terencana, sistematis dan terstuktur dengan menggunakan pola, pendekatan dan metode/sistem tertentu.
Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada pemberian dan pengahayatan, pengamalan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan yang berciri khas Islam, dengan disandarkan kepada peran manusia sebagai khalifah fil ardhi dengan pola hubungan dengan Allah (hablum min Allah), sesama manusia (hablum minannas) dan hubungan dengan alam sekitas (hablum min al-alam).
Selain itu juga nilai-nilai yang terkandung dalam praktek pendidikan harus mengandung nilai Insaniah dan Ilahiyah. Yaitu: nilai yang bersumber dari sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang tertuang dalam “al Asmaul Husna” yakni nama-nama yang indah yang sebenarnya karakter idealitas manusia yang selanjutnya disebut fitrah, inilah yang harus dikembangkan. Namun realitasnya justru pendidikan Islam tertinggal dari mainstream sistem pendidikan nasional. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas mengeksplisitkan peran dan kedudukan pendidikan Islam yang mantap dalam sistem pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini untuk memberikan gambaran dan informasi pemikiran tentang implikasi Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terhadap sistem pendidikan Islam, serta merumuskan kembali konsep pendidikan Islam yang strategis dan responsif sebagai konsekuensi berlakunya Undang-Undang tersebut. Upaya ini dilakukan dalam kerangka mewujudkan akuntabilitas lembaga pendidikan Islam yang mandiri menuju keunggulan, sehingga diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata dalam membangun bangsa dan negara Indonesia.
Dalam system pendidikan Islam, segi IPTEK dan segi IMTAQ amatlah diperhatikan. Untuk segi IPTEK, Islam mengarahkan agar ilmu pengetahuan dan teknologi yang dipelajari amat bermanfaat bagi kemaslahatan masyarakat sehingga ilmu yang didapat bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat sekaligus perkembangan ilmu. Pendidikan Islam menghindari pelajaran ilmu yang jumud, beku, hanya demi kepuasan akal semata. Untuk segi IMTAQ, pendidikan Islam mengarahkan materi pendidikan mampu menguatkan aqidah, tsaqafah dan kepribadian Islam. Dengan penanaman ini, akan terciptalah siswa-siswa unggulan baik dari sisi IPTEK maupun IMTAQ-nya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar