Senin, 28 Maret 2011

METODELOGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB II

KETERAMPILAN MENGUCAP (KALAM) PENDEKATAN, METODE DAN TEKNIK MENGAJAR





Disajikan Pada Mata Kuliah Metodelogi Pembelajaran
Bahasa Arab Sebagai Bahan Diskusi Kelas

Disusun Oleh :
Amran Marhamid (09260003)
Mustain Surya Putra (09260018)

Dosen Pembimbing :
Dra. Hj. Mursidah, M. Pd. I

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA (IAIN) RADEN FATAH PALEMBANG
2011
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kalam merupakan keterampilan dasar yang menjadi bagian penting dalam Pembelajaran bahasa kedua. Keterampilan ini tergolong sebagai mahârat istintâjiyyah (productive skill). Sebab ia menuntut adanya peran aktif peserta didikagar dapat berkomunikasi secara lisan (syafahiyyah) dengan pihak atau komunitas yang lain. Aspek keterampilan ini malah seakan paling dominan di antara keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain setelah istima’. Dalam mengajarkan keterampilan berbicara, hendaklah perlu diperhatikan tingkat kemampuan siswa. Untuk itu, guru perlu dapat mengenal jenjang kemampuan kalâm dan apa yang harus dilakukannya. Sehingga dia dapat menetukan sendiri materi apa yang harus disampaikan sambil melihat perkembangan yang terjadi. Adapun pembelajaran kalam pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalam dalam arti dialog (Muhadatsah awil hiwar) dan kalam dalam arti monolog (at-ta’bir asyafahi). Secara umum tujuan pembelajaran kalam adalah agar peserta didik memilki kemampuan menyusun kalimat sempurna sesuai dengan kaidah bahasa arab yang benar, mampu memilih kata-kata yang tepat dan kontekstual serta mampu berfikir dan berujar dengan bahasa arab. Tujuan pembelajaran kalam dalam arti monolog lebih sederhana, tetapi harus sistematis, karena pilihan kalimat dan gaya bahasa yang digunakan menentukan kualitas dan daya tarik bagi pendengan. Sedangkan tujuan pembelajaran kalam dalam arti dialog lebih rumit sebab menuntut beragam topic, dan kecerdasan memahami lawan bicara, namun tidak selalu sistematis, sebab yang terpenting dalam dialog adalah paham atau mengerti isi pembicaraan bukan pada salah atau benarnya gramatika kalimat yang digunakan.
Terlepas dari pola piker diatas, berbicara merupakan keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain. Berbicara identik dengan penggunaan bahasa secara lisan. Penggunaan bahasa secara lisan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi berbicara secara langsung adalah : pelafalan, intonasi, pilihan kata,struktur kata dan kalimat, sistematika pembicaraan, isi pembicaraan, cara memulai dan mengakhiri pembicaraan, serta penampilan (gerak-gerik, penguasaan diri, dll). Adapun faktor lain yang penting dalam menghidupkan kegiatan berbicaraialah keberanian murid dan perasaan tidak takut salah. Oleh karena itu guru harus dapat memberikan dorongan kepada siswa agar berani berbicara kendatipun dengan resiko salah. Dan untuk itu, maka yang diperlukan sekali dalam mencapai tujuan pembelajaran kalam adalah metode, pendekatan, dan tehnik yang tepat. Guna tercapainya tujuan pembelajaran yang maksimal.
Dari uraian diatas pemakalah mencoba untuk memaparkan lebih lanjut dalam sebuah judul “Keterampilan Mengucap(Al Kalam) Pendekatan, Metode Dan Teknik Mengajar”. Dengan harapan semoga makalah ini menjadi referensi dan bermanfaat serta menambah khazanah keilmuan kita. Amien.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian keterampilan mengucap (kalam) ?
2. Pendekatan apa sajakah yang digunakan dalam pembelajaran kalam ?
3. Metode apa saja yang digunakan dalam pembelajaran kalam ?
4. Teknik apa saja yang digunakan dalam pembelajaran kalam ?










PEMBAHASAN
A. Pengertian Keterampilan Mengucap (Al-Kalam)
Keterampilan mengucap atau berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern, termasuk bahasa arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina, saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya.
Kegiatan berbicara didalam kelas bahasa mempunyai aspek komunikasi dua arah, yakni antara pembicara dan pendengarnya secara timbal balik. Dengan demikian latihan berbicara harus terlebih dahulu didasari oleh : kemepuan mendengarkan, kemampuan mengucapkan dan penguasaan (relative) kosa kata dan ungkapan yang memungkinkan siswa dapat mengkomunikasikan maksud atau pikirannya. Menurut hemat kami latihan berbicara ini merupakan kelanjutan dari latihan menyimak yang di dalam kegiatannya juga terdapat latihan mengucap. Adapun beberapa prinsip dasar dalam pembelajaran kalam sesuai tingkatan pembelajar, yaitu :
1. Tingkat dasar (mubtadi’)
Guru dapat melempar pertanyaan yang kemudian wajib dijawab oleh para siswa. Di sela-sela jawaban itu, para peserta didikdapat belajar bagaimana mengucapkan kata-kata, menyusun kalimat dan menyampaikan pikiran dengan baik. Diupayakan agar guru dapat menata urutan pertanyaan sesuai dengan materi atau topik pelajaran secara menyeluruh.
2. Tingkat menengah (mutawashshith)
Pada tingkat ini, guru dapat mengembangkan pengkondisian belajar. Misalnya dengan menggunakan tehnik bermain peran (la’b-l-dawr), bercerita tentang kejadian yang dialami siswa, mengungkapkan kembali apa yang telah mereka dengar di radio atau apa yang telah mereka lihat di televisi, vcd dan lain-lain.
3. Tingkat lanjut (mutaqaddim)
Pada tahap ini, guru dapat meminta peserta didikuntuk menceritakan hal-hal yang paling disukai atau dibenci berikut alasannya. Sebab ini lebih sulit dari sekedar bercerita. Di dalamnya ada unsur analitik dan penilaian. Jadi peserta didikbenar-benar diarahkan pada latihan agar dapat mengungkap apa yang menjadi beban pikirannya.
Keterampilan berbicara dianggap sebagai keterampilan yang sangat penting dalam pembelajaran bahasa Asing, karena berbicara merupakan suatu yang aplikatif dalam bahasa dan merupakan tujuan awal seseorang yang belajar suatu bahasa. Hanya saja, yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berbicara ini agar memperoleh hasil yang maksimal yaitu kemampuan dari seorang guru dan metode yang digunakannya, karena dua faktor tersebut memiliki dominasi keberhasilan pembeajaran berbicara. Hal tersebut dapat dimaklumi mengingat guru adalah publik figur dalam kelas yang dapat mengarahkan kemana siswa tersebut mau digiring dan diajarkan, sedangkan metode pembelajaran yang tepat merupakan sarana untuk mencapai keinginan seorang guru.
B. Pendekatan Pengajaran Kalam
Pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa dsan belajar-mengajar bahasa. Dalam pengajaran kalam ada beberapa pendekatan yang digunakan, diantaranya adalah Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching-Learning).
1. Pendekatan komunikatif
Ada dua prinsip dasar yang paling penting dalam pendekatan ini, yaitu pertama, kebermaknaan (meaningfull) dalam setiap bentuk bahasa yang dipelajari. Lalu yang kedua, bahwa bentuk, ragam dan makna bahasa sangat terkait dengan situasi dan konteks berbahasa. Adapun pendekatan ini bertujuan agar peserta didik memiliki kompetensi komunikatif, yaitu kemampuan menggunakan sistem bahasa secara efektif dan benar. Kelancaran menggunakan bahasa yang acceptable menjadi tujuan utama yang ingin di capai. Selain dari itu Pendekatan ini didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana berkomunikasi. Karena itu tujuan utama pengajaran bahasa adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa.
Dengan perkataan lain bahasa bukan hanya sekedar rangkaian bunyi, kata, dan struktur untuk memenuhi tujuan berkomunikasi dalam berbagai situasi dan tujuan berbahasa.Dalam pembelajaran bahasa Arab dengan pendekatan komunikatif, penguasaan makna (nosi/fikrah) sangat penting, sehingga isi pelajaran disajikan dalam konteks. Sementara struktur bahasa diajarkan terintegrasi dalam pengajaran keterampilan berbahasa Arabnya. Kemampuan yang diharapkan tidak hanya keterampilan berbahasa, tetapi juga unsur-unsur kebahasaannya, seperti sharf dan nahwu. Bahan pelajaran berupa dialog, pengalaman peserta didik, latihan ungkapan, namun tubian tidak diberikan hanya bila dianggap perlu. Sedangkan bahasa Ibu dan terjemahan bisa digunakan sekali-kali.
2. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual
Pendekatan ini merupakan konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Karena itu jelaslah pemanfaatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan suatu kondisi kelas yang di dalamnya siswa akan menjadi peserta aktif terutama dalam keterampilan berbicara dan siswa secara kontekstual dapat mengkomunikasikan secara lisan berbagai pengetahuan yang didapat baik di dalam maupun di luar kelas.
Menurut hemat pemakalah, kedua pendekatan ini sangat berperan penting dalam menunjang keterampilan berbicara dan tercapainya pembelajaran kalam itu sendiri.
C. Metode Pengajaran Kalam
Metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Metode merupakan salah satu alat yang sangat urgent dalam suatu proses pengajaran, karena mengajar dengan memakai metode yang baik dan relevan akan menghasilkan suatu proses pengajaran yang baik pula. Adapun metode itu sangat beragam macamnya, setiap metode pengajaran memiliki sudut pandang tersendiri dalam mensikapi materi yang akan diajarkan. Dalam artian bedanya materi yang akan diajarkan menyebabkan berbeda pula metode pengajarannya, begitu pula dengan tujuan pengajaran ataupun tingkatan jenjang pendidikannya membutuhkan metode pengajaran yang berbeda pula. Ada beberapa metode dalam pengajaran kalam yaitu sebagai berikut:
1. Metode Langsung (Ath-Thari:qah Al-Muba:syirah)
Metode langsung berasumsi bahwa proses belajar bahasa kedua atau bahasa asing (seperti bahasa Arab) sama dengan bahasa ibu, yaitu dengan penggunaan bahasa secara langsung dan secara intensif dalam komunikasi lisan kemudian tulisan. Tujuan metode tersebut adalah penggunaan bahasa secara lisan agar siswa dapat berkomunikasi secara alamiah seperti penggunaan bahasa Arab di masyarakat Arab. Penggunaannya di kelas harus seperti penutur asli. Teknik pembelajaran secara umum dapat berupa penyajian kata-kata konkret dalam komunikasi melalui demonstrasi, peragaan benda langsung dan gambar, atau melalui asosiasi, konteks, dan definisi.
2. Metode Komunikatif (Ath-Thari:qah Al-Ittisha:liyah)
Metode komunikatif berasumsi bahwa penggunaan bahasa tidak hanya terdiri atas empat keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca, dan menulis), tapi mencakup beberapa kemampuan dalam kerangka komunikatif yang luas, sesuai dengan peran dari partisipan, situasi, dan tujuan interaksi.
Teknik pembelajaran secara umum dapat berupa penyajian materi yang bervariasi, tidak hanya mengandalkan buku teks, tetapi lebih ditekankan pada bahan-bahan otentik (berita Koran, iklan, menu, KTP, SIM/ STNK, formulir-formulir dll). Untuk itulah dengan metode komunikatif ini dapat mengembangkan kompetensi siswa dalam berkomunikasi lisan dengan bahasa target (misal bahasa Arab) dalam konteks komunikatif yang sesungguhnya.
3. Metode Bicara Lisan
Metode ini adalah hampir sama dengan metode phonetic dan reform method; tetapi pada oral-method adalah menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau penuturan-penuturan dengan mulut. Melatih mulut untuk bisa lancar berbicara (fluently), keserasian dan spontanitas.
Sesuai dengan prinsip lughoh “bahasa adalah kebiasaan dan kebiasaan itu membutuhkan latihan”. Maka dari metode ini cocok untuk mewujudkan prinsip tersebut.
4. Metode diskusi
Metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bias berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematic untuk dibahas dan dipecahkan.
Metode ini sangat memancing kepada siswa untuk berbicara. Karena dengan menhadapkan permasalahan tersebut siswa akan terpancing untuk menggali dan berusaha memecahkan masalah tersebut. Otomatis dalam diskusi tersebut para siswa akan berbicara dan berdiskusi antara siswa satu dengan yang lain. Dan otomatis juga hal itu akan melatih kelancaran dan keterampilan bebicara.
5. Teknik Pengajaran Kalam
Sebagamana telah kita ketahui bahwasannya didalam pengajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu kita pahami baik pengertian maupun konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Pendekatan adalah seperangkat asumsi yang berkenaan dengan hakikat bahasa dan pembelajaran bahasa. Sedang metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan, maka Teknik adalah implementasinya atau operasional. Adapun beberapa teknik pengajaran berbicara (kalam), diantaranya :
1. Teknik ulang ucap
Teknik ini untuk melatih lisan siswa agar terbiasa mengucapkan kata Arab. Model ucapan dapat berupa suara guru atau rekaman native speaker (atau berupa kaset). Model ucapan yang diperdengarkan kepada siswa disusun dengan teliti, kemudian siswa memperhatikan cara pengucapan. Materi disesuaikan dengan kondisi siswa atau disesuaikan dengan kurikulum sekolah. Teknik Ulang Ucap ini juga bisa dilakukan dengan bantuan kartu gambar. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Model ucapan diperdengarkan di depan kelas
b. Siswa mendengarkan dengan teliti
c. Siswa mengucapkannya kembali sesuai dengan model.

2. Teknik lihat ucap
Teknik Lihat Ucap (look and say exercise) adalah lanjutan dari teknik Ulang Ucap.Teknik ini berfungsi untuk melatih kalam dan mempercepat proses mengingat kosakata yang telah diberikan. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru memperlihatkan siswa benda/ gambar tertentu
b. Siswa menyebutkan nama benda tersebut dengn suara keras dan Seterusnya dilakukan bergantian agar semua siswa mendapat giliran
3. Substitusi
Teknik Substitusi disebut juga al-tabdi:l yaitu teknik yang memberi keterampilan kepada siswa untuk mengganti unsur yang ada dalam kalimat dengan unsur yang baru. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru mengucapkan kalimat dengan pola tertentu
b. Guru menyebutkan salah satu kata sebagai kunci
c. Siswa mengucapkan kalimat baru dengan pola yang sama dengan kata tersebut
4. Transformasi
Teknik Transformasi adalah teknik mengajarkan kemampuan mengubah pola kalimat serta mengembangkannya. Siswa disuruh mengubah kalimat tertentu ke dalam pola kalimat yang lain seperti kalimat positif menjadi kalimat negatif, dan sebagainya. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru mengucapkan kalimat dengan pola tertentu
b. Siswa mengubah kalimat tersebut dengan pola lain
5. Info Berantai
Tujuan : Siswa dapat mentransfer sebuah informasi dengan benar dan jelas. Siswa dibentuk beberapa kelompok, yang masing-masing kelompok posisinya saling membelakangi. Barisan paling belakang diberi sebuah amplop yang berisi informasi. Dengan cukup membaca dan menghafal, secara berantai informasi dibisikkan ke barisan depannya, begitu seterusnya. Barisan terdepan mempresentasikan informasi yang diperolehnya. Barisan terdepan mempresentasikan informasi yang diperolehnya.

6. Cerita Berangkai
Tujuan : Siswa dapat melanjutkan cerita yang disampaikan temannya dengan tepat dan dalam lingkup topik yang sama. Satu kelompok (5 orang) berdiri di depan kelas kemudian bercerita tentang topik tertentu yang diawali dari kiri ke kanan atau dari kanan ke kiri.
7. Menceritakan Kembali
Teknik menceritakan kembali apa yang telah didengar oleh siswa merupakan teknik melatih kemampuan berbicara dan mengungkapkan perasaan. Langkah-langkah pembelajaran :
a. Guru mempersiapkan bahan bacaan atau guru membacakan sebuah cerita
b. Siswa membaca bahan itu dengan seksama atau siswa diminta menyimaknya
c. Guru meminta siswa menceritakan kembali isi singkat bacaan dengan kata-kata sendiri
8. Reka Cerita Gambar
Teknik ini adalah latihan mengekspresikan pikiran, perasaan melalui alat ucap berdasarkan gambar. Sebuah gambar atau rangkaian beberapa gambar merupakan sarana ampuh untuk memancing, mendorong atau memotivasi seorang siswa berbicara. Penghayatan atau pemahaman terhadap suatu gambar atau seri gambar akan berbeda antara satu siswa dan siswa lainny.
9. Wawancara
Wawancara/ interview adalah percakapan dalam bentuk tanya jawab. Tujuannya adalah siswa dapat berwawancara dengan orang lain dengan bahasa yang logis, runtut, dan tepat. Siswa disuruh mewawancarai orang lain. Lalu siswa tersebut menuliskan hasil wawancara itu. Langkah-langkah pembelajaran :
10. Dramatisasi
Dramatisasi atau bermain drama adalah mementaskan lakon atau cerita. Drama merupakan kegiatan yang mengandung unsur rekreatif karenanya menyenangkan.. Tujuan latihan berbicara dengan drama ini ialah untuk mengarahkan siswa kepada pemakaian kalimat dan ungkapan yang baik, pemakaian bentuk-bentuk formal dan informal, sekaligus memupuk keberanian siswa terutama dalam menghadapi pihak penonton. Melalui dramatisasi siswa dilatih mengekspresikan perasaan dan pikirannya dalam bentuk bahasa lisan.
Teknik-teknik diatas merupakan operasional yang menunjang proses pembelajaran kalam, karena disini terjadi interaksi antara guru dan siswa dan sesuai dengan pemikiran modern. Bahwasannya bahasa merupakan alat.

















PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan mengucap atau berbicara merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa yang ingin dicapai dalam pengajaran bahasa modern, termasuk bahasa arab. Berbicara merupakan sarana utama untuk membina, saling pengertian, komunikasi timbal balik, dengan menggunakan bahasa sebagai medianya
2. Dalam pengajaran kalam ada beberapa pendekatan yang digunakan, diantaranya adalah Pendekatan Komunikatif dan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching-Learning).
a. Pendekatan komunikatif, Ada dua prinsip dasar yang paling penting dalam pendekatan ini, yaitu pertama kebermaknaan (meaningfull) dalam setiap bentuk bahasa yang dipelajari. Dan yang kedua bentuk, ragam dan makna bahasa sangat terkait dengan situasi dan konteks berbahasa.
b. Pendekatan Pembelajaran Kontekstual. Pendekatan ini merupakan konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
3. Metode yang digunakan dalam pembelajaran kalam, antara lain : Metode Langsung (Ath-Thari:qah Al-Muba:syirah), Metode Komunikatif (Ath-Thari:qah Al-Ittisha:liyah), Metode Bicara Lisan dan Metode Bicara Lisan
4. Teknik yang digunakan dalam pembelajaran kalam, antara lain : teknik ulang ucap, teknik lihat ucap, subtitusi, transformasi, info berantai, cerita berangkai, menceritakan kembali, reka cerita gambar, wawancara, dan dramatisasi.



B. Kritik dan Saran
Demikianlah penyajian materi yang dapat Kami paparkan didalam makalah ini, dan Kami sadari jika didalam makalah ini terdapat banyak kekurangan. Maka selayaknya kita sebagai Syahidun, Mubasyirun dan Nazirun memberikan kontribusi perbaikan kepada Kami dan Kami meminta dengan sangat kritik dan saran dari pembaca sekalian, guna pembelajaran dan perbaikan makalah Kami berikutnya


















DAFTAR PUSTAKA
Djamarah. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Effendy, Ahmad Fuad. 2004. Metodelogi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Komarun. 2009. Teknik Belajar Bicara Mudah. Jakarta : www. google.com
Munir. 2006. Perencanaan Sistem Pembelajaran Bahasa Arab Teori dan Praktek. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Yusuf, Tayar. 1997. Metodelogi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar