Kamis, 05 April 2012

Hubungan Ilmu Kalam, Tassawuf dan Filsafat


PENDAHULUAN
Ilmu kalam merupakan disiplin ilmu keislaman yang mengedepankan persoalan kalam Tuhan dengan dasar-dasar argumentasi, baik rasional/aqliyah (berpikir filosofis) maupun naqliyah (dalil-dalil Al-Qur’an dan Hadits). Ilmu kalam atau ushuluddin atau aqidah atau teologi membahas masalah ketuhanan dan kewajiban manusia terhadap tuhan, tentang keimanan, serta kufur dengan menggunakan argumentasi logika. Berbicara Siapa yang sebenarnya muslim dan masih tetap dalam islam, siapa yang sebenarnya kafir den telah keluar dari islam, bagaimana dengan muslim yang mengerjakan hal haram dan kafir yang mengerjakan hal baik. Empat masalah pokok dalam ilmu kalam yaitu mengetahui tuhan dan kewajiban mengetahui tuhan serta mengetahui baik dan jahat dan kewajiban mengerjakan yang baik dan menjauhi kejahatan.[1]
Ilmu kalam memiiki hubungan dengan disiplin ilmu-ilmu keislaman lainnya. Ilmu kalam berhubungan terutama dengan filsafat dan tasawuf dan yang lainnya misalnya fiqih dan ushul fiqih ditinjau melalui objek kajian, hasil kajian (kebenaran) yang memuncukan titik persamaan diantara ketiganya sedangkan metode, perkembangan keilmuan, dasar argumentasi, dan dilihat dari aspek aksiologi sehingga muncul pula titik perbedaan diantara ketiganya.[2]
Dan sebagaiman yng telah kita fahami, bahwasannya Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawuf adalah ilmu yang dilahirkan dari persentuhan umat Islam dengan berbagai masalah sosiocultural yang dihadapi oleh masyarakat sedang berkembang kala itu mencari dan mempertahankan kebenaran. Dari itu pula lahirlah para pakar dunia yang telah berhasil mempertahankan kebenaran mereka masing- masing, walaupun dengan cara atau jalan yang ditempuh berbeda. Maka dari itu, pada Makalah ini akan memebahas Hubungan  Ilmu Kalam, Tasawuf, dan Filsafat dengan harapa para pembaca mengetahui dan memahami hakikat ketiganya serta hubungan ketiganya.


PEMBAHASAN
A.     Hakikat Ilmu Kalam
1.      Pengertian
Nama lain dari Ilmu Kalam : Ilmu Aqaid (ilmu akidah-akidah), Ilmu Tawhid (Ilmu tentang Kemaha Esa-an Tuhan), Ilmu Ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama). Disebut juga 'Teologi Islam'. 'Theos'= Tuhan; 'Logos'= ilmu. Berarti ilmu tentang keTuhanan yang didasarkan atas prinsip-prinsip dan ajaran Islam; termasuk di dalamnya persoalan-persoalan ghaib. Menurut Ibnu Kholdun dalam kitab moqodimah mengatakan ilmu kalam adalah ilmu yang berisi alasan-alasan mempertahankan kepercayaan-keprcayaan iman dengan menggunakan dalil fikiran dan juga berisi tentang bantahan-bantahan terhadap orang-orang yang mempunyai kepercayaan-kepercayaan menyimpang.
Dasar Ilmu Kalam adalah dalil-dalil fikiran (dalil aqli) Dalil Naqli (Al-Qur'an dan Hadis) baru dipakai sesudah ditetapkan kebenaran persolan menurut akal fikiran. (Persoalan kafir-bukan kafir) .Dan  Pembuktian kepercayaan dan kebenaran didasarkan atas .
B.     Hakikat Tasawuf
1.   Pengertian Tasawuf
Istilah "tasawuf"(sufism), yang telah sangat populer digunakan selama berabad-abad, dan sering dengan bermacam-macam arti, berasal dari tiga huruf Arab, sha, wau dan fa. Banyak pendapat tentang alasan atas asalnya dari sha wa fa. Ada yang berpendapat, kata itu berasal dari shafa yang berarti kesucian atau bersih. Sebagian berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shafwe yang berarti baris atau deret, yang menunjukkan kaum Muslim awal yang berdiri di baris pertama dalam salat atau dalam perang suci. Sebagian lainnya lagi berpendapat bahwa kata itu berasal dari kata shuffah yang berarti serambi masjid Nabawi di Madinah yang ditempati oleh para sahabat-sahabat nabi yang miskin dari golongan Muhajirin. Ada pula yang menganggap bahwa kata tasawuf berasal dari shuf yang berarti bulu domba, yang menunjukkan bahwa orang-orang yang tertarik pada pengetahuan batin kurang memperdulikan penampilan lahiriahnya dan sering memakai jubah yang terbuat dari bulu domba yang kasar sebagai simbol kesederhanaan.
Harun Nasution mendefinisikan tasawuf sebagai ilmu yang mempelajari cara dan jalan bagaimana orang Islam dapat sedekat mungkin dengan Alloh agar memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan bahwa seseorang betul-betul berada di hadirat Tuhan.
Ada sebagian orang yang mulai menyebut dirinya sufi, atau menggunakan istilah serupa lainnya yang berhubungan dengan tasawuf, yang berarti bahwa mereka mengikuti jalan penyucian diri, penyucian "hati", dan pembenahan kualitas watak dan perilaku mereka untuk mencapai maqam (kedudukan) orang-orang yang menyembah Allah seakan-akan mereka melihat Dia, dengan mengetahui bahwa sekalipun mereka tidak melihat Dia, Dia melihat mereka. Inilah makna istilah tasawuf sepanjang zaman dalam konteks Islam.
Imam Junaid dari Baghdad (910 M.) mendefinisikan tasawuf sebagai "mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah
2.      Tujuan Tasawuf
Tasawwuf sebagai mana disebutkan dalam artinya di atas, bertujuan untuk memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan, sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan dan intisari dari itu adalah kesadaran akan adanya komunikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan cara mengasingkan diri dan berkontemplasi. Kesadaran dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil bentuk ittihad atau menyatu dengan Tuhan. Dalam ajaran Tasawuf, seorang sufi tidak begitu saja dapat dekat dengan Tuhan, melainkan terlebih dahulu ia harus menempuh maqamat . mengenai jumlah maqomat yang harus di tempuh sufi bebrbeda-beda,  Abu Nasr Al- Sarraj menyebutkan tujuh maqomat yaitu tobat, wara, zuhud, kefakiran, kesabaran, tawakkal, dan kerelaan hati. Dalam perjalananya seorang shufi harus mengalami istilah hal (state). Hal atau ahwal yaitu sikap rohaniah yang dianugrahkan Tuhan kepada manusia tanpa diusahakan olehnya, seperti rasa takut( al- khauf) , ikhlas, rasa berteman, gembira hati, dan syukur. Jalan selanjutnya adalah fana' atau lebur dalam realitas mutlak (Allah). Manusia merasa kekal abadi dalam realitas yang Tertinggi, bahkan meleburkan kepadaNya. Maksudnya, menghancurkan atau mensinarkan diri agar dapat bersatu dengan Tuhan.
C.     Hakikat Filsafat
1.   Pengertian Filsafat
Menurut analisa Al-Farabi filasafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosiphia. Philo berarti cinta dan shopia berarti hikmah atau kebenaran. Menurut Plato, filsuf Yunani yang termashur, murid Scorates dan guru Aristoteles mengatakan bahwa filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.
Immanuel Kant yang sering disebut raksasa pikir barat, mengatakan bahwa Filsafat itu merupakan ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup metafisika, etika, agama, dan antripologi. Obyek Filsafat; Dalam filasafat terdapat dua obyek yaitu obyek materia dan obyek formanya. Obyek materianya adalah sarwa yang ada pada garis besarnya dibagi atas tiga persoalan, yaitu: Tuhan, alam, dan manusia. Sedangkan Obyek kajiannnya adalah usaha mencari keterangan secara radikal ( sedalam-dalamnya) tentang obyek materi filsafat.[3]
D.    Hubungan antarta ilmu kalam, filsafat dan tasawuf
Ilmu kalam, filsafat dan tasawuf mempunyai memiliki kemiripan obyek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan di samping masalah alam, manusia dan segala sesuatu yang ada. Sementara itu objek kajian tashawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi, dilihat dari aspek obyek ketiga ilmu itu membahas yang berkaitan dengan ketuhanan.
Baik ilmu kalam, filsafat maupun tashawuf berurusan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam dengan metodenya sendiri berusaha mencari kebenaran tentang Tuhan dan berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya sendiri pula berusaha menghampiri kebenaran baik tentang alam maupun manusia atau tentang Tuhan. Sementara itu tashawuf dengan metodenya yang tipikal berusaha menghampiri kebenaran yang berkaitan dengan kebenaran spiritual menuju Tuhan.
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam itu tashawuf berfungsi sebagai pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam. Penghayatan yang mendalam lewat hati (dzauq dan wijjan) terhadap ilmu tauhid atau ilmu kalam menjadikan ilmu ini lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku kedua ilmu ini. Keduanya memiliki hubungan yang kuat bahwasanya ilmu kalam berfungsi sebagai pengendali ilmu tashawuf. Ilmu tashawuf juga memiliki fungsi sebagai pemberi kesadaran rohaniah dalam perdebatan-perdebatan kalam. Untuk melihat lebih lanjut hubungan antara ilmu kalam dengan tashawuf alangkah baiknya menengok paparan Al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul Asma Al-Husna, Al-Ghazali telah menjelaskan dengan persoalan tauhid kepada Allah.
Dengan demikian, ilmu tashawuf merupakan penyempurnaan ilmu kalam, jika dilihat bahwa ilmu tashawuf merupakan sisi terapan rohaniyah dari ilmu kalam, semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi lebih dinamis dan aplikatif.
Selain itu dapat juda kita klasifikasikan kolerasi disiplin Ilmu kalam terhadap filsafat dan tasawuf
1.   Ilmu Kalam dengan Filsafat
Ilmu kalam merupakan bagian atu ruang lingkup dari filsafat (Ibn Khadun, A-Iji, Musthafa Abd al-Razik, Renant) terutama filsafat islam karena persoalan-persoalan ketuhanan meluas yang dalam kenyataanya penggunaan dalil aqli melebihi penggunaan dalil naqli.
Filsafat dijadikan sebagai aat untuk membenarkan nash agama. Filsafat mengawali pembuktiannya dengan argumentasi akal, barulah pembenarannya diberikan wahyu sedangkan ilmu kalam mencari wahyu yang berbicara tentang keberadaan Tuhan baru kemudian didukung oleh argumentasi akal.
2.    Ilmu Kalam dengan Imu Tasawuf
Dalam kaitannya dengan ilmu kalam, ilmu tasawuf berfungsi sebagai:
a.       pemberi wawasan spiritual dalam pemahaman kalam
b.      Penghayatan yang mendalam lewat hati (dzauq dan widjan) terhadap ilmu tauhid dan ilmu kalam agar lebih terhayati atau teraplikasikan dalam perilaku.
c.       penyempurnaan ilmu tauhid (ilmu tasawuf merupakan sisi terapan rohaniyah dari ilmu tauhid)
d.      pemberi kesadaran rohaniah dan perdebatan-perdebatan kalam agar ilmu kalam tidak dikesani sebagai dialetika keislaman belaka, yang kering dari kesadaran penghayatan atau sentuhan secara qabliyah (hati). Dalam kaitannya dengan Ilmu Tasawuf, Ilmu kalam berfungsi sebagai:
e.       pengendali ilmu tasawuf. Oleh karena itu, jika timbul suatu aliran yang bertentangan dengan akidah, atau lahir suatu kepercayaan baru yang bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah atau belum pernah diriwayatkan oleh ulama-ulama salaf, hal itu harus ditolak.[4]
Jadi dapat kita tarik sebuah kesimpulan mendalam, jika  hubungan antara ketiga disiplin ilmu ini, antara ilmu kalam, filsafat dan tasawuf :
a.       Ketiganya berusaha menemukan  apa yang disebut Kebenaran (al-haq).
b.      Kebenaran dalam Tasawuf berupa tersingkapnya Kebenaran Sejati (Allah) melalui mata hati.
c.       Kebenaran dalam Ilmu Kalam berupa diketahuinya kebenaran  ajaran agama melalui penalaran rasio lalu dirujukkan kepada nash (al-Qur’an & Hadis).
d.      Kebenaran dalam Filsafat berupa kebenaran spekulatif tentang segala yang ada.
e.       Ilmu tauhid merupakan jenjang pertama dalam pendakian menuju Allah. Begitu juga Dengan ilmu tasawuf , semua persoalan yang berada dalam kajian ilmu tauhid terasa lebih bermakna, tidak kaku, tetapi lebih dinamis dan aplikatif.
E.     Persamaan Ilmu Kalam, Filsafat Dan Tasawuf
Ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf mempunyai kemiripan objek kajian. Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan dengan-Nya. Objek kajian filsafat adalah masalah ketuhanan disamping masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada. Sedangkan objek kajian tasawuf adalah Tuhan, yakni upaya-upaya pendekatan terhadap-Nya. Jadi dilihat dari objeknya ketiga ilmu itu membahas tentang ketuhanan. Menurut argument filsafat, ilmu kalam dibangun di atas dasar logika. Oleh karena itu, hasil kajiannya bersifat spekulatif (dugaan yang tak bisa dibuktikan secara empiris, riset dan eksperimental). Kerelatifan logika menyebabkan beragamnya kebenaran yang dihasilkan. Baik ilmu kalam, filsafat, maupun tasawuf berususan dengan hal yang sama, yaitu kebenaran.
F.      Perbedaan Ilmu Kalam, Filsafat Dan Tasawuf
Perbedaan antara ketiga ilmu tersebut terletak pada aspek metodologinya. Ilmu kalam, sebagai ilmu yang menggunakan logika (aqliyah landasan pemahaman yang cenderung menggunakan metode berfikir filosofis) dan argumentasi naqliyah yang berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama. Pada dasarnya ilmu ini menggunakan metode dialektika (jadilah) /dialog keagamaan.Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal (mendalam) dan terikat logika. Berkenaan dengan keragaman kebenaran yang dihasilkan oleh kerja logika maka di dalam filsafat dikenal dengan yang disebut:
a.       kebenaran korespodensi: persesuaian antara suatu pernyataan fakta dan data itu sendiri Tidak sesuai dengan Apa yang ada dalam rasio dan alam nyata
b.      kebenaran koherensi: kesesuaian antara suatru pertimbangan baru dan suatu pertimbangan yang telah diakui kebenarannya secara umum dan permanen. Tidak sesuai dengan kebenaran ulama umum
c.       kebenaran pragmatik: sesuatu yang bermanfaat (utility) dan mungkin dapat dikerjakan dengan dampak yang memuaskan. Tidak terlihat manfaat nyata dan sulit untuk dikerjakan.
Adapun ilmu tasawuf adalah ilmu yang lebih menekankan rasa daripada rasio. Ilmu tasawuf bersifat sangat subjektif, yakni sangat berkaitan dengan pengalaman seseorang. Sebagian pakar mengatakan bahwa metode ilmu tasawuf adalah intuisi, atau ilham, atau inspirasi yang datang dari Tuhan. Kebenaran yang dihasilkan ilmu tasawuf dikenal dengan istilah kebenaran hudhuri, yaitu suatu kebenaran yang objeknya datang dari subjek sendiri. Di dalam pertumbuhannya, ilmu kalam (teologi) berkembang menjadi teologi rasional dan teologi tradisional. Filsafat berkembang menjadi sains dan fisafat sendiri. Tasawuf berkembang menjadi tasawuf praktis dan teoritis.
Dilihat dari aspek aksiologinya, ilmu kalam berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal Tuhan secara rasional. Adapun filsafat berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal Tuhan secara bebas melalui pengamatan dan kajian alam dan ekosistemnya langsung. Sedangkan tasawuf lebih berperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasionya secara bebas karena tidak memperoleh apa yang ingin dicarinya.[5]


KESIMPULAN

Hubungan antara ilmu kalam, filsafat dan tasawuf terletak pada aspek metodologinya;
Ilmu kalam, sebagaimana ilmu yang mengunakan logika di samping argumentasi-argumentasi naqliyah berfungsi untuk mempertahankan keyakinan ajaran agama yang sangat tampak nilai-nilai ketuhananya. Sebagian ilmuwan bahkan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakian-keyakinan kebenaran, praktek dan pelaksanaan ajaran agama, Seta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan pendekatan rasional.
Sementara filsafat adalah sebuah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional. Metode yang digunakannya pun adalah metode rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan cara menuangkan (mengambarkan atau mengalana) akal budi secara radikal (mengakar) dan integral (menyeluruh) serta universal tidak merasa terikat oleh ikatan apapun kecuali oleh ikatan tangannya sendiri yang bernama logika.
Adapun ilmu tasawwuf adalah ilmu yang menekankan rasa dari pada rasio. Sebagai sebuah ilmu yang perosesnya di peroleh dari rasa, ilmu tasawwuf bersipat subyektif, yakni sangat berkaitan dengan pengakaman seseorang. Di lihat dari aspek aksiologi (manfaatya), Ilmu kalam diantaranya berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru untuk mengenal rasio sebagai upaya mengenal tuhan secara rasional.
Adapun filsafat, lebih berperan sebagai ilmu yang lebih berperan sebagai ilmu yang mengajak kepada orang yang mempunyai rasio secara prima untuk mengenal tuhan secara lebih bebas melalui pengamatan kajian langsung. Adapun tasawwuf lebih berperan sebagai ilmu yang memberi kepuasan kepada orang yang telah melepaskan rasio secara bebas karena tidak mempeoleh yang ingin di carinya.


DAFTAR PUSTAKA

www. Google.co.id. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Filsafat Dan Tasawuf. (Kamis, 07 April 2011)

www.google.com. Hubungan ilmu kalam dengan filsafat dan tasawuf .( Stit at-taqwa, 05 Juni 2011)

www.jadilah.com.Hubungan Ilmu kalam, Tasawuf dan Filsafat .(Grafindo Persada., 2011)

http://stitattaqwa.blogspot.com. hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat- 08 oktober 2011
                   pukul 09:45



[1] www.jadilah.com.Hubungan Ilmu kalam, Tasawuf dan Filsafat .(Grafindo Persada., 2011)

[2] http://stitattaqwa.blogspot.com. hubungan-ilmu-kalam-dengan-filsafat- 08 oktober 2011 pukul 09:45

[4]  www.google.com. Hubungan ilmu kalam dengan filsafat dan tasawuf .( Stit at-taqwa, 05 Juni 2011)            

 

[5]  www. Google.co.id. Hubungan Ilmu Kalam Dengan Filsafat Dan Tasawuf. (Kamis, 07 April 2011)

 

1 komentar:

  1. Titanium Games | All Titanium Games | TITANIAN
    Download Titanium Games on iTana Sports. Download the latest titanium white fennec version of our titanium wedding bands for men casino aluminum vs titanium software titanium oxide formula for android and columbia titanium boots iOS.

    BalasHapus